Irvanuddin |
Assalamu’alaikum
Wr. Wb
Saudara-saudaraku,
sungguh beruntung bagi siapapun yang mampu menata qolbunya menjadi bening,
jernih, bersih, dan selamat. Sungguh berbahagia dan mengesankan bagi siapapun
sekiranya memiliki qolbu yang tertata, terpelihara, dan terawat dengan
sebaik-baiknya. Karena selain senantiasa merasakan kelapangan, ketenangan,
ketenteraman, kesejukan, dan indahnya hidup di dunia ini, pancaran kebeningan
hati pun akan tersemburat pula dari indahnya setiap aktivitas yang dilakukan.
Betapa tidak,
orang yang hatinya tertata dengan baik, wajahnya akan jauh lebih jernih. Bagai
embun menggelayut di ujung dedaunan di pagi hari yang cerah lalu terpancari
sejuknya sinar mentari pagi; jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Tidak
berlebihan jika setiap orang akan merasa nikmat menatap pemilik wajah yang
cerah, ceria, penuh sungging senyuman tulus seperti ini.
Begitu pula
ketika berkata, kata-katanya akan bersih dari melukai, jauh dari kata-kata yang
menyombongkan diri, terlebih lagi ia terpelihara dari kata-kata riya,
subhanallah. Setiap butir kata yang keluar dari lisannya yang telah tertata
dengan baik ini, akan terasa sarat dengan hikmah, sarat dengan makna, dan sarat
akan mamfaat. Tutur katanya bernas dan berharga. Inilah buah dari gelegak
keinginan di lubuk hatinya yang paling dalam untuk senantiasa membahagiakan
orang lain.
Kesehatan tubuh
pun terpancari pula oleh kebeningan hati, buah dari kemampuannya menata qolbu.
Detak jantung menjadi terpelihara, tekanan darah terjaga, ketegangan berkurang,dan
kondisi diri yang senantiasa diliputi kedamaian. Tak berlebihan jika tubuh pun
menjadi lebih sehat, lebih segar, dan lebih fit. Tentu saja tubuh yang sehat
dan segar seperti ini akan jauh lebih memungkinkan untuk berbuat banyak kepada
umat.
Orang yang
bening hati, akal pikirannya pun akan jauh lebih jernih. Baginya tidak ada
waktu untuk berpikir jelek sedetik pun jua. Apalagi berpikir untuk menzhalimi
orang lain, sama sekali tidak terlintas dibenaknya. Waktu baginya sangat
berharga. Mana mungkin sesuatu yang berharga digunakan untuk hal-hal yang tidak
berharga? Sungguh suatu kebodohan yang tidak terkira. Karenanya dalam menjalani
setiap detik yang dilaluinya ia pusatkan segala kemampuannya untuk
menyelesaikan setiap tugas hidupnya. Tak berlebihan jika orang yang berbening
hati seperti ini akan lebih mudah memahami setiap permasalahan, lebih mudah
menyerap aneka ilmu pengetahuan, dan lebih cerdas dalam melakukan beragam
kreativitas pemikiran. Subhanallah, bening hati ternyata telah membuahkan aneka
solusi optimal dari kemampuan akal pikirannya.
Walhasil, orang
yang telah tertata hatinya adalah orang yang telah berhasil merintis tapak demi
tapak jalan ke arah kebaikan tidak mengherankan ketika ia menjalin hubungan
dengan sesama manusia pun menjadi sesuatu yang teramat mengesankan. Hatinya
yang bersih membuat terpancar darinya akhlak yang indah mempesona, rendah hati,
dan penuh dengan kesantunan. Siapapun yang berjumpa akan merasa kesan yang
mendalam, siapapun yang bertemu akan memperoleh aneka mamfaat kebaikan, bahkan
ketika berpisah sekalipun, orang seperti ini menjadi buah kenangan yang tak
mudah dilupakan.
Dan,
Subhanallah, lebih dari semua itu, kebeningan hatipun ternyata dapat membuat
hubungan dengan Allah menjadi luar biasa mamfaatnya. Dengan berbekal keyakinan
yang mendalam, mengingat dan menyebut-Nya setiap saat, meyakini dan mengamalkan
ayat-ayat-Nya, membuat hatinya menjadi tenang dan tenteram. Konsekuensinya, dia
pun menjadi lebih akrab dengan Allah, ibadahnya lebih terasa nikmat dan lezat.
Begitu pula do’
a-do’anya
menjadi luar biasa mustajabnya. Mustajabnya do’a tentu akan menjadi solusi bagi
persoalan-persoalan hidup yang dihadapinya. Dan yang paling luar biasa adalah
karunia perjumpaan dengan Allah Azza wa Jalla di akhirat kelak, Allahu Akbar.
Pendek kata
orang yang bersih hati itu, luar biasa nikmatnya, luar biasa bahagianya, dan
luar biasa mulianya. Tidak hanya di dunia ini, tapi juga di akhirat kelak.
Tidak rindukah kita memiliki hati yang bersih?
Silahkan
bandingkan dengan orang yang berperilaku sebaliknya; berhati busuk, semrawut,
dan kusut masai. Wajahnya bermuram durja, kusam, dan senantiasa tampak resah
dan gelisah. Kata-katanya bengis, kasar, dan ketus. Hatinya pun senantiasa
dikotori buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah
tersinggung, tidak senang melihat orang lain bahagia, kikir, dan lain-lain
penyakit hati yang terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan. Tak
berlebihan bila perilakunya pun menjadi hina dan nista, jauh dari perilaku
terhormat, lebih dari itu, badannya pun menjadi mudah terserang penyakit.
Penyakit buah dari kebusukan hati, buah dari ketegangan jiwa, dan buah dari
letihnya pikiran diterpa aneka rona masalah kehidupan. Selain itu, akal
pikirannya pun menjadi sempit dan bahkan lebih banyak berpikir tentang
kezhaliman.
Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) UNIVA Medan Periode 2010/2011 |
Oleh karenanya,
bagi orang yang busuk hati sama sekali tidak ada waktu untuk bertambah ilmu.
Segenap waktunya habis hanya digunakan untuk memuntahkan ketidaksukaannya
kepada orang lain. Tidak mengherankan bila hubungan dengan Allah SWT pun
menjadi hancur berantakan, ibadah tidak lagi menjadi nikmat dan bahkan menjadi
rusak dan kering. Lebih rugi lagi, ia menjadi jauh dari rahmat Allah. Akibatnya
pun jelas, do’a menjadi tidak ijabah (terkabul), dan aneka masalah pun segera
datang menghampiri, naudzubillaah (kita berlindung kepada Allah).
Ternyata hanya
kerugian dan kerugian saja yang didapati orang berhati busuk. Betapa malangnya.
Pantaslah Allah SWT dalam hal ini telah mengingatkan kita dalam sebuah
Firman-Nya : "Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.
Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Q.S. Asy-Syam [91] :
9 – 10).
Ingatlah
saudaraku, hidup hanya satu kali dan siapa tahu tidak lama lagi kita akan mati.
Marilah kita bersama-sama bergabung dalam barisan orang-orang yang terus
memperbaiki diri, dan mudah-mudahan kita menjadi contoh awal bagaimana
menjadikan hidup indah dan prestatif dengan bening hati, Insya Allah.
Wallohu’alam……..
Wassalamu’alaikum
wr. Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar